Ciri Khas Kultural

Ciri ini meliputi asal etnik dan lingkungan budaya yang sangat mempengaruhi seseorang, tata nilai kebudayaan yang ia anut, serta falsafah budayanya.

Ciri Etnik/Suku
Beberapa suku di negeri kita sudah beberapa kali diperkenalkan oleh film bioskop atau film televisi, maka sudah agak dikenal. Seperti ciri khas suku batak, Minang, Sunda, Jawa, Makasar, Madura. Cuma yang diberikan oleh film itu hanyalah sisi tertentu saja. Umpamanya, orang Madura suka carok, agak galak. Padahal, banyak ciri khas lain yang menonjol dibanding suku lain, umpamanya, ketaatan pada agama, kesetiakawanan, pekerja keras.
Maka, memfilmkan pelaku suatu suku tertentu masih perlu didahului oleh penelitian dan survei ke daerahnya untuk menemukan ciri khas anggota masyarakat suku tersebut. Jangan hanya mengambil contoh orang Batak atau Makasar yang tinggal di Jakarta. Masih banyak ciri, baik tata nilai, cara hidup, falsafah asli masing-masing suku bangsa yang perlu diungkapkan melalui film, untuk memperkaya warna perfilman kita dan memperkaya pengetahuan bangsa akan makna Bhinneka Tunggal Ika bangsa kita.
Ciri gabungan suku juga perlu diungkapkan. Tokoh berasal dari etnik Jawa, tapi dibesarkan di Sumatra Utara, akan mengalami pengaruh dari dua sub kultur. Penonton perlu tahu adanya pencampuran agar bisa memahami kenapa orang yang bernama Suparto tapi dialek bicara seperti orang Medan, sikapnya keras, tapi sangat menghormati orang tua. Beberapa ciri kultural ini ada yang sudah dikenal oleh penonton Indonesia. Seperti pandai bicara dan pandai berdagang pada orang Minang, pandai menyanyi pada suku Ambon, memelihara budaya leluhur pada suku Jawa, dan sebagainya.

Tata Nilai
Tata nilai atau value system yang dianut oleh seseorang adalah dari budaya yang paling besar mempengaruhinya. Meskipun Suwarno lahir dan besar di perkebunan Sumatra Utara, ia tetap menggunakan tata nilai Jawa. Karena budaya Jawa sangat kuat, lagipula dia dibesarkan di kalangan masyarakat Jawa-Deli. Tapi kalau suku Jawa ini dibesarkan oleh keluarga Cina, besar kemungkinan cara berpikir Cina-nya lebih dominan. Orang ini akan memilih profesi sebagai pengusaha, ia memberikan penghargaan tinggi kepada uang. Falsafah hidup yang digunakan juga falsafah dagang Cina perantauan. Karena Hoakiaw di Nusantara ini terlatih selama berabad menghadapi aneka bahaya dari sana-sini, mereka menjadi ulet sekali dan harus berani mengambil resiko besar.
Tata nilai yang paling berpengaruh pada semua suku di Indonesia adalah Tata Nilai Agama yang mereka anut. Seorang penjahat yang beragama apapun meyakini bahwa berbuat dosa itu salah, akan dihukum oleh Tuhan.

Sumber: Teknis Menulis Skenario Film Cerita oleh H. Misbach Yusa Biran

Ciri Psikis

Ciri yang harus dijelaskan dalam lingkup ini adalah mengenai kondisi psikis secara umum, mengenai watak, temperamen, kemampuan imajinasi, dan sensitivitasnya.

Kondisi Umum
Kondisi psikis secara umum adalah apakah kondisi psikisnya stabil atau mengalami gangguan.
Gangguan yang menghasilkan pribadi agak pembimbang, atau agak impulsif, maka ketergangguan itu dipandang biasa saja. Tapi perlu diungkapkan dalam ciri gerak fisik, seperti sering mengedipkan mata, atau sering menghapus tangannya dengan saputangan karena telapak tangannya selalu basah, atau cepat menjadi gagap. Terutama kalau dia sedang menghadapi ketegangan. Memasukkan gerakan-gerakan tidak lazim sebagai gambaran psikis yang dialami pelaku cerita, bisa merupakan ciri unikum tokoh yang bersangkutan.
Orang yang sensitif, maksudnya adalah yang pernah mengalami goncangan psikis yang amat kuat, yang sangat tidak enak, yang memberikan bekas sangat dalam pada kondisi psikisnya. Dia menjadi terlalu perasa, gampang tersinggung. Mungkin juga gampang meledak. Namun dalam keadaan tenang, dia adalah manusia normal biasa.
Kalau gangguan psikis sudah agak berat, dalam istilah sehari-hari disebut sebagai “orang saraf”. Orang begini sudah tidak perlu dipertimbangkan dengan nalar biasa. Ia bisa saja kalap karena disebabkan oleh ejekan yang tidak seberapa.
Kalau sudah terjadi “keretakan” penderita yang nilainya paling rendah disebut dengan istilah “bocor halus.” Artinya, terkadang ia tidak bisa lagi mengontrol perilakunya yang tidak wajar. Dengan bangga ia menceritakan kepada teman-temannya bahwa gadis tetangga jatuh cinta kepada dia. Ia memasang foto Tamara Blezinski di kamarnya, apabila akan pergi dengan serius, ia meminta izin kepada Tamara. Tapi untuk dalam hal lain, ia biasa-biasa saja.

Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang diturunkan, pembawaan lahir, seperti bakat seni, bakat memimpin, berdagang. Artinya, orang-orang ini mudah saja bekerja dibidang yang disebutkan. Orang yang berbakat penyanyi, sudah enak saja suaranya, dilatih sedikit ia akan jadi hebat, sesuai dengan tingkat bakatnya. Mungkin ibu atau neneknya dulu penyanyi.
Hal bakat ini sesuatu yang sudah lazim diketahui orang secara umum. Kalau penonton tahu bahwa gadis kecil Lola yang tidak berbakat menyanyi, suaranya sumbang, dipaksa ibunya ikut les menyanyi supaya bisa menjadi seperti Inul Daratista, maka penonton segera bisa menduga akan terjadi bencana bagi Lola.

Kemampuan Imajinasi
Kemampuan imajinasi sebetulnya bakat juga, tapi orang pisahkan karena hal ini mungkin bisa dimiliki hasil usaha memperluas wawasan dan sebagainya, hingga ia mampu mengimajinasikan produk baru atau bentuk usaha baru. Tapi, para penemu baru yang besar pasti pada dirinya memiliki bakat.
Seorang lurah desa yang mempunyai kemampuan imajinatif, punya banyak ide untuk mengembangkan desa dan masyarakatnya dengan menggunakan swadaya yang ia ciptakan sendiri. Sedang, lurah lain yang sarjana tapi tidak punya imajinasi, hanya banyak mengeluh karena dana pembangunan yang ia terima terlalu kecil.

Kepekaan
Orang yang memiliki kepekaan adalah orang yang mudah merasakan gejala yang ia hadapi. Gampang memahami bahwa tetangganya merasa terganggu oleh keluarganya. Atau ia gampang merasakan penderitaan orang-orang sekitarnya.
Sepasang orang tua bisa saja menjadi tidak sensitif, tidak bisa merasakan penderitaan dan kesepian yang dialami anaknya, karena keduanya terlampau sibuk dengan urusan masing-masing. Ketidakpekaan orang tua serupa itu sama sekali tidak normal. Semua orang tua di desa yang masih normal, pasti tidak bisa membenarkan ketidakpekaan orang tua pada anaknya. Karena, lazimnya orang tua pasti akan sangat sayang pada anaknya. Terutama ibu. Ketidakpekaan yang demikian pasti disebabkan goncangan-goncangan psikis yang besar dari kondisi hidup kota besar yang keras.
Sifat peka ini dipisahkan dari sensitif, yang sebetulnya memiliki pengertian yang sama. Namun, sifat sensitif yang saya singgung lebih dahulu adalah untuk menunjuk sifat yang terlalu perasa. Seorang teman akan bilang supaya jangan bicara sembarangan pada Abdul, karena dia orangnya sensitif. Artinya cepat tersinggung.

Watak Yang Penting
Watak adalah sifat yang menetap pada seseorang, seperti: rajin, pemalas, pemarah, pemalu, tidak tahu malu, penyabar, ekstrovert (introvert), rendah diri, sombong, PEDE (percaya diri yang rendah/tinggi/berlebihan, dan semacamnya). Watak dibentuk oleh pembawaan dan pengaruh yang diterima sepanjang usianya. Yang perlu diungkapkan dalam cerita tentulah watak yang penting saja dari tokoh cerita, yang punya kaitan dengan cerita. Pembawaan diterima dari orang tua. Sedang, pengaruh itu meliputi pendidikan, pengalaman senang dan susah, pengaruh-pengaruh yang kuat yang diterimanya, pengaruh lingkungan hidup, lingkungan pekerjaan, lingkungan hobi, dan sebagainya.
Pembawaan si Abdul sebetulnya pemberani, bapaknya bekas mandor perkebunan, jagoan, tapi oleh begitu banyak pengalaman pahit, maka ia menjadi penakut dan pesimistis.
Begitu juga seseorang itu pada dasarnya anak baik, karena orang tuanya dari lingkungan agama yang kuat. Tapi pengaruh lingkungannya sangat kuat karena ia ikut bibinya merantau ke Jakarta sejak kecil. Ia menjadi gadis cantik yang sangat ambisius, mengagungkan kecantikannya. Terkadang mengenakan jilbab, tapi hal itu dia lakukan lebih sebagai mode untuk sesekali tampil beda. Aneka pengaruh yang membentuk watak itu membutuhkan waktu yang lama, maka perubahan watak seseorang tidak bisa terjadi seketika. Tidak bisa seseorang yang berwatak jahat dan kejam tahu-tahu berubah begitu saja menjadi seseorang yang ramah dan baik hati. Perubahan watak memerlukan waktu dan penyebab yang kuat. Dalam perjalanan akan menjadi baik itu harus terjadi jatuh bangun. Bahkan, sesudah menjadi baik pun, pada tahun-tahun pertama sesekali masih akan kambuh.

Semangat hidup
Orang bersemangat hidup tinggi akan berjuang mati-matian dalam mencapai cita-citanya. Tapi yang semangat hidupnya lemah, gampang patah ketika menghadapi hambatan. Artinya, semangat hidup berkaitan langsung dengan kekuatan action seseorang. Maka, sangat perlu diungkapkan dalam skenario, terutama dengan contoh tindak-tanduk, agar penonton bisa melakukan antisipasi yang baik tentang bentuk perjuangan yang akan dilakukan oleh tokoh dalam melawan hambatannya.

sumber: Teknis Menulis Skenario Film Cerita oleh H. Misbach Yusa Biran

Ciri Khas Fisik/Biologis

Ciri khas fisik yang dimaksud adalah meliputi nama, usia, tinggi, bobot, kekhususan fisik, tongkrongan, gerakan tubuh, ekspresi wajah...
Nama orang juga terkadang bisa menjelaskan etniknya dan mungkin juga menunjukkan asal suku dan tingkat sosialnya. Nama Kris Patikawa segera bisa diketahui oleh hampir semua penonton dari mana daerah asalnya, apalagi Pardjo Legowo. Coba tebak asal daerah Edi Silitonga, Andi Azis, dan Putu Wijaya.

Nama
Nama Sarimin, bagi suku Jawa menunjukkan dia berasal dari keluarga bawah, berbeda dengan nama Joyokusumo. Nama Ahmad, Aisyah, dan sebagainya menunjukkan tokoh itu dari keluarga yang dekat dengan agama Islam. Karakter yang menggunakan nama depan nama Barat, memiliki kecenderungan Kristiani, apalagi jika memiliki nama baptis. Robert Tanumiharja atau Michael Bunawan bisa diduga berasal dari etnik Cina, karena mengadaptasi marga Tan dan Bun.
Maka pemberian nama pada tokoh (fiktif) harus dipertimbangkan untuk bisa memberikan dampak pemahaman dari penonton kepadanya. Nama itu harus mudah diucapkan oleh pemain. Nama yang susah diucapkan membuat tidak begitu jelas keluar dari mulut aktor. Hindari nama-nama pelaku dalam satu film yang hampir bersamaan bunyinya, bisa menimbulkan kerancuan mendengarnya, seperti nama Elin dan Elen, atau ada dua karakter dengan nama Putri dan Fitri.

Usia
Segi usia dalam skenario penting diungkapkan. Supaya si pembaca, entah sutradara entah pemain, bisa membuat penafsiran atas sikap dan cara respons yang sesuai. Karena Ani yang berusia 17 tahun akan berbeda sikap lakunya di hadapan pegawai bapaknya yang keren dibanding dengan Ani yang berusia 30 tahun.
Penentuan usia pemain ini harus didukung juga oleh segala bentuk action si pelaku yang sesuai. Artinya kalau pelaku Fitri ditentukan berusia 35 tahun dan psikisnya normal, maka segala tingkah lakunya haruslah menggambarkan wanita normal lazimnya dalam usia itu. Lain lagi kalau ditetapkan bahwa dia genit, tapi genitnya itu pun harus genit usia 35 tahun. Kalau dia centil seperti anak 17 tahun, orang akan bilang karakter tersebut lemah.

Fisik
Berapa tinggi, bobot, dan kekhususan bentuk fisik pelaku juga penting diterapkan dalam skenario. Tinggi, pendek, kerempeng, bahenol, langsing, semampai, buntek, gempal, akan sangat memengaruhi sikap seseorang. Yang bertubuh buntek biasanya tahu diri, maka kalau dia berlaku genit, maka karakter tersebut memiliki kecacatan, jika tidak membuat jengkel penonton. Pria yang berpotongan tegap atau wanita yang potongan tubuhnya indah, akan nampak lebih percaya diri. Tapi tentu bisa saja yang bertubuh tegap, oleh kelainan psikis, tongkrongannya jadi agak letoy. film Seven Samurai membuat tokoh dengan dimensi tebal dengan membuat tokoh kerempeng namun ahli bertarung.
Penampilan sangat penting untuk dijelaskan, karena tinggi, kurus, pendek, hanya informasi sektoral. Penampilan adalah totalitas yang bisa mewakili kepribadian si tokoh. Bisa saja yang fisiknya kurang, memberikan penampilan simpatik dan mengesankan, sedang yang berparas ganteng dan tubuh atletis, berpenampilan menjengkelkan.

Gerakan Tubuh
Gerakan action pelaku seringkali tidak dicantumkan dalam banyak skenario kita. Hingga berhalaman-halaman skenario isinya hanya dialog, seperti dalam naskah sandiwara. Sebetulnya dalam adegan percakapan harus dicantumkan bagaimana cara dialog diucapkan dan bagaimana respons yang diberikan dalam action. Ketika Nurdin melontarkan ucapan hinaan pada Pardjo, pihak yang dihina ternyata tenang saja, maka penonton akan membuat penafsiran yang penting pada Pardjo. Pertanyaan bisa saja dijawab lawan bicara dengan action, tidak usah dengan dialog lagi. Pemain bisa disuruh bergerak untuk mengambil tempo untuk menjawab, atau menunda menjawab untuk meningkatkan ketegangan.

Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah adalah cerminan seluruh kondisi psikis seseorang. Bahakn juga kondisi kesehatannya. Paling tidak perlu dijelaskan apa ekspresinya secara garis besar dan kalau ada yang khas. Seperti ekspresi garang, menakutkan, sejuk, keruh. Bisa juga digabungkan ekspresi wajah dengan kondisi yang bertentangan dengan kejiwaannya. Umpamanya, seseorang diketahui tukang fitnah, tapi wajahnya selalu ditampilkan ramah penuh senyum. Tapi tentu si aktor harus bisa menjelmakan wajah selalu senyum dan penonton tetap mampu menangkap bahwa tokoh yang diperankannya itu tukang fitnah. Sorot mata juga jadi memiliki peran penting. Penulis skenario harus mencantumkan secara baik uraian yang bisa dihidupkan oleh aktor yang memainkan peranan bersangkutan, sehingga penonton bisa memberikan persepsi yang tepat, meski tanpa bantuan dialog.

Contoh Logline

Life in Two Blocks
Gorge Miller is the owner of a local cafe in the Bronx of N.Y.C. who's granddaughter has been missing for the past ten years. Roxy is a prostitute who lives in the same two blocks and in a twist of fate comes face to face with George who swears she is his granddaughter. Can he prove it before it's to late?


Wrong Place - Wrong Time
What happens when a man gets away with murder, then finds himself on the jury judging the innocent man accused of his crime?


Healing Marie
She's delusional. He's nuts. They're perfect for each other.


Seasons Change
Jonathan Phelps was just your ordinary average new kid in school until he gave a girl one of the worst homicidal notes in school history. This film takes you through three seasons by which we see Jonathan excels in athletics, academics and become a respected student. But, an obsessive crush, befriending of a no-good-thug and struggles at home all lead to him making the worst decision of his life.


Pardjo
Sepasang lesbian, Siti Maimunah dan Tinah Rahayu, menjalani kehidupan mereka dengan damai hingga pada suatu hari ketika mereka bermesraan di atas tempat tidur, Siti menyebut nama Pardjo Legowo dalam salah satu erangannya.


Anak-anak Tersayang
Kematian orang tua dari kakak beradik membawa mereka kepada kehidupan baru. Adik tidak mampu menerima fakta bahwa ibunya telah tiada sementara sang kakak harus mencari nafkah sekaligus mencari cara agar adiknya tidak tenggelam dalam kesedihan hingga menjadi gila.

Contoh Basic Story

The Don (Sang Don)
Don Joko adalah seorang pemimpin mafia yang memerintah dengan tangan besi. Setiap pembangkang selalu dibunuhnya. Salah satu pembunuhannya terlihat oleh anak kecil yang bernama Tukul, yang sedang bermain di lapangan. Anak ini kemudian dibawa oleh Don Joko dan dijadikan anak asuh. Don Joko lalu membesarkan anak ini hingga menjadi Consiglierre atau penasehat paling setia. Suatu ketika Tukul khawatir akan kondisi para anggota kelompok mafianya yang mulai kecanduan Jack Daniel’s, padahal kelompok mafia itu juga bisa membuat minuman keras sejenis sendiri. Ia pun menasehati Don Joko untuk menghentikan pembelian Jack Daniels dari kelompok mafia pimpinan Don Sam agar usaha pembuatan minuman sejenis sendiri bisa berkembang dan menjadi usaha andalan kelompok mafia itu.
Mendengar hal itu, Don Sam mengancam akan menghentikan pembelian ganja dari kelompok mafia pimpinan Don Joko jika penjualan Jack Daniel’s dihentikan. Sedangkan keuangan kelompok mafia pimpinan Don Joko tergantung kepada penjualan ganja kepada keluarga Don Sam. Don Joko terdesak, dan akhirnya tetap membeli Jack Daniel’s dari kelompok mafia pimpinan Don Sam itu.
Karena sangat memperhatikan masa depan kelompoknya, Tukul memimpin pembuatan minuman keras khas kelompok mafianya secara mandiri. Ia turun langsung kebawah untuk menyemangati para anggota mafia kelas bawah agar terus berusaha menaikkan pamor minuman keras khas kelompok mafia itu.
Don Sam mulai resah dengan ulah Tukul. Ia menghasut Don Joko untuk membunuh Tukul. Don Joko kembali terdesak, Tukul dibunuh ketika hendak berpidato di depan anggota kelas bawah. Pembunuhan ini dilihat oleh anak kecil lain yang sedang bermain di sekitar tempat itu.
Pada akhirnya Don Joko mengerti apa yang diinginkan Tukul dan melanjutkan usaha Tukul dalam memperjuangkan minuman keras khas keluarga Don Joko.

The Characters

Penonton akan tertarik menyaksikan sebuah film kalau tokohnya menarik. Artinya, tokoh cerita bukanlah tokoh biasa namun dapat diterima oleh penonton.

Apakah tokoh itu harus riil?
Siapa yang bisa bilang tokoh Rambo, McGyver, atau tokoh James Bond itu riil? Mereka hanya diterima oleh imajinasi penonton saja. Justru tokoh yang betul-betul nyata terkadang malah sulit diterima penonton karena tidak adanya informasi yang mendukung yang dapat membuatnya menarik.
Penonton bisa dibuat tertarik pada tokoh apabila karakterisasi tokoh yang dibuatnya jelas. Secara umum pokok informasi mengenai tokoh yang perlu diungkapkan kepada penonton adalah meliputi:
1. ciri khas fisik/biologis
2. ciri khas psikis
3. ciri khas pikiran
4. ciri khas kultural

Logline dan Basic Story

Oke, mungkin yang pertama ingin diketahui oleh orang yang ingin membuat skenario untuk film adalah langkah pertama. Apa sih yang paling pertama dilakukan dalam membuat skenario? Berikut adalah tahap-tahap menulis skenario dengan mudah, terlepas dari bobot berat-entengnya isi skenario itu.

1. Ide cerita (atau tema, atau logline, tergantung yang mana yang biasa digunakan). Ide cerita yang ada di kepala sebaiknya langsung dituangkan kedalam tulisan, cukup kedalam satu kalimat. Contohnya: tentang seorang pemuda yang jatuh cinta kepada wanita yang tak pernah bisa ia ajak bicara, atau tentang seorang jagoan yang diutus kebumi untuk menumpas kejahatan. Dalam bahasa Inggris, biasanya wujudnya seperti ini: the story tells us about a maid that goes to a dance party in a castle, atau, about a father that always lie to his son. Apapun bentuknya, biasanya subyek yang ditulis di awal kalimat selalu manusia. Mungkin ada beberapa yang mau membuat subyeknya non-manusia, seperti binatang, matahari, air, waktu, atau apapun, namun biasanya akan menemui kesulitan dalam pengembangannya karena subyek-subyek non-manusia kadung tidak bisa melakukan aksi dan jarang sekali memiliki problem yang menarik. Seandainya tetap ingin membuat subyek non-manusia, biasanya subyek tersebut tetap “dimanusiakan”, atau dipersonifikasikan, dan tetap memiliki karakter-karakter manusia. Seperti contoh: tentang seorang anjing tampan (tampan itu manusia punya) yang jatuh cinta (apalagi ini) pada kucing yang pintar dan lulus SPMB. Begitulah kira-kira. Contoh logline bisa klik disini.

2. Basic Story. Ide cerita, atau tema, atau logline diatas itu kan cuma satu kalimat, maka kalimat ini dikembangkan kedalam basic story, yang isinya tidak lebih dari satu halaman folio dengan spasi satu setengah dan font times new roman ukuran 12. Biasanya basic story berkisar setengah halaman saja. Isi dari basic story itu ada keterangan tempat dan waktu, keterangan tokoh-tokoh yang muncul dalam cerita, problem-problem utama, serta penyelesaian. Jangan malu-malu untuk menulis akhir dari cerita yang dibuat, jangan disimpan-simpan sendiri atau untuk membuat surprise orang. Tidak ada orang yang bisa anda kejutkan dalam proses penulisan skenario. Contoh basic story bisa di klik disini.

Sembilan Pola Plot

Melengkapi pengelompokan situasi-situasi dramatik yang dibuat secara sederhana oleh George Polti, tiga puluh enam (plus satu) klasifikasi itu masih bisa disederhanakan kedalam kelompok pola seperti di bawah ini:

1. Pola cinta. Di sini pemuda bertemu gadis, pemuda kehilangan gadis, pemuda mendapatkan gadis lain sebagai penyelesaian cerita. Ini adalah formula yang didapat dari sekian banyak film.

2. Pola sukses. Pola ini berkaitan dengan perjuangan seseorang dalam mencapai kesuksesan. Perjuangannya akan tercapai atau gagal, sesuai dengan genre cerita yang dibuat.

3. Pola Cinderella. Ini adalah kisah kuno tentang “itik buruk rupa” yang nantinya menjelma sebagai gadis cantik. Jenis ini sudah lahir dalam aneka cara penceritaan yang tidak terhitung banyaknya. Kisah dari pola ini yang terkenal di Indonesia adalah “Bawang Merah, Bawang Putih”, dan “Lutung Kasarung”. Untuk pola ini, keterbatasan gender memang bisa dihilangkan, dan berdasar pada prinsip bahwa semua yang dipandang jelek, akan berubah wujud menjadi okay.

4. Pola segitiga. Hubungan cinta antara tiga protagonis telah muncul dalam sekian banyak cerita dalam film. Pola kisah yang kelihatannya “pasaran” ini justru bisa digarap menjadi cerita yang berkualitas. Contohnya, dengan penggarapan yang kreatif dari pola ini lahir film The Brief Encounter.

5. Pola kembali (return). Pola ini meliputi cerita-cerita seperti kembalinya si anak hilang secara dramatik, kembalinya ayah yang kabur, kembalinya raja yang akhirnya memerintah negaranya dengan sukses (ingat film peraih 11 penghargaan oscar dengan judul Return of the King?).
Kembali ke tempatnya yang lama menimbulkan problema-problema. Baik karena pada waktu perginya telah menimbulkan pertentangan, ataupun karena keadaan sudah berubah ketika si tokoh cerita kembali.

6. Pola balas dendam. Ini adalah pola dasar sebagian besar cerita misteri pembunuhan. Dan banyak film mandarin yang kita kenal sebagai film kungfu, juga bersumber pada pembalasan dendam. Banyak yang dimulai dengan disiksanya seorang pemuda oleh orang jahat, si pemuda berlatih bela diri pada seorang guru, setelah mahir ia membalas dendam; atau seorang guru terkalahkan, muridnya kemudian membalaskan dendamnya.

7. Pola konversi. Kisah seorang jahat yang berubah menjadi baik, atau sebaliknya. Salah satu kelemahan pola ini adalah terlalu cepatnya proses perubahan tersebut serta kurang kuatnya penyebab. Maka agar bisa mengubah seorang jahat menjadi baik atau sebaliknya diperlukan motif yang sangat kuat dan proses yang cukup panjang. Misalnya, kita bisa menanam informasi bahwa setelah sang tokoh insaf, ia terkadang masih suka melakukan perbuatan jahat dan tidak dapat menolak untuk tidak melakukan.

8. Pola pengorbanan. Pada pola ini seseorang dikisahkan mengorbankan kepentingan dirinya untuk menolong orang lain mencapai tujuan. Pola cerita ini menuntut adanya tokoh utama yang berwatak mulia. Maka penggunaan pola ini yang menonjol adalah pada kisah-kisah tentang jagoan atau pahlawan.

9. Pola keluarga. Kisah berlangsung dalam satu kelompok orang yang tergabung dalam suatu ikatan seperti keluarga. Umpamanya cerita dalam sebuah rumah sakit, di rumah jompo. Dalam kapal laut yang sedang berlayar (The Matrix Trilogy pun mengadapatasi pola ini). Kelompok keluarga di sini belum tentu terikat secara darah, melainkan juga karena kesamaan kepentingan atau kesamaan penderitaan. Para pasien dalam suatu ruang perawatan segera akan merasa terikat sebagai satu “keluarga” karena sama-sama berada dalam penderitaan dan usaha untuk sembuh. Begitu juga para dokter dalam sebuah rumah sakit.