Biarkan Sutradara dan Aktor Berkreasi

Belakangan ini gue sering banget nonton sinetron di televisi (yang tentu saja nggak perlu gue kasih tau judul-judulnya), dan segala sesuatu yang diucapkan dari mulut si pemain (baik yang bisa akting atau pun yang nggak) adalah kontan apa yang ditulis di skenario. Pemain-pemain itu tidak begitu peduli dengan dialog yang mereka miliki karena mereka merasa hanya bertugas untuk mengucapkan dialog tersebut, walaupun dialognya sangat aneh dan keluar dari karakter. Contohnya, ada seorang karakter ibu-ibu kaya raya dengan mata belo, rumah mewah, banyak buku2 bacaan didalam rumahnya, termasuk lukisan-lukisan indah yang dipajang disana-sini, yang kebetulan jadi antagonis. Protagonisnya adalah anak tiri perempuan yang suka nangis.

IBU-IBU KAYA RAYA DENGAN MATA BELO YANG TINGKAT INTELEKTUALITASNYA TINGGI
(marah dengan mata membelalak)
Kurang ajar kamu ya! Setan macam apa kamu ada dirumah ini?!

ANAK TIRI YANG DOYAN NANGIS
(menangis histeris)
Bukan aku, bu! Aku dipaksa sama kakak tiri!

IBU-IBU YOU KNOW THE REST
(Menunjuk ke arah pintu)
Kamu goblok! Keluar dari rumah ini! Keluarrr!!


Mari kita kritik sepenggal skenario diatas. Fokus kepada karakter ibu: didalam dunia penceritaan sudah didesain bahwa sang ibu adalah seorang wanita yang memiliki kelas, sehingga setidaknya secara otomatis ia akan menyaring sendiri tutur kata dan sikapnya. Tapi dialog yang tertera adalah setan, goblok, dsb, dan percayalah, ini ada di sinetron kita, diucapkan dengan lantang dan akting yang berlebihan.

Tulisan dalam tanda kurung adalah petunjuk yang diberikan penulis skenario, dengan tujuan bukan untuk penekanan dialog yang ada dengan menggunakan aksi sehingga mempermudah pengarahan oleh sutradara, tetapi untuk menekankan sebuah aksi lain yang justru "terlepas" dari dialog, tetapi memiliki fungsi tertentu yang harus dipahami oleh sang sutradara. Jika misalnya "mata membelalak" dalam dialog marah-marah itu begitu penting dan memerlukan penekanan lebih (sehingga sutradara perlu membuat shot close-up mata), maka barulah ditulis didalam tanda kurung.

COWOK
Ng.. aku boleh nyium kamu nggak?

CEWEK
(melihat ke arah meja sebelah)
Ng.. jangan sekarang.

COWOK
(melihat ke arah yang sama dengan cewek)
Kenapa emang? Oh ya ampun.


Skenario yang baik adalah yang membiarkan segala sesuatunya terbuka untuk diinterpretasikan oleh aktor dan sutradara. Pemain akan ditantang kreativitasnya untuk menuturkan dialog yang sesuai dengan karakter yang akan ia perankan. Baik karakter cewek diatas pemalu atau pun dewasa, itu akan diwujudkan oleh pemain dan sutradara. Penulis skenario tidak harus menulis (malu-malu) diatas dialog untuk menyuruh sutradara mengarahkan adegan cewek yang malu-malu.

0 comments:

Post a Comment