Format Skenario bagian II

SCENE HEADING
Setiap scene dimulai dengan kepala scene mentok kiri, dengan semua huruf kapital, dan isinya:
- nomor scene,
- interior atau exterior (disingkat INT. atau EXT.) Sebenarnya tak masalah juga kalau ada yang ingin menulis EKS. (dari eksterior), walaupun jarang ada yang menggunakannya,
- lokasi,
- waktu siang atau malam (day/night). Kalau pagi ya tulis pagi, kalau sore ya tulis sore. Semakin detil skenario semakin bagus, karena mempermudah pemahaman,
- pemain utama yang terlibat dalam scene tersebut. Untuk elemen ini sebenarnya masih jarang digunakan oleh para penulis skenario di Indonesia. Michael Rabiger dalam bukunya "Directing, Film Techniques and Aesthetics" edisi ketiga terbitan tahun 2003 mencantumkan elemen ini pada penjelasannya mengenai format skenario. Dengan adanya elemen pemain utama pada scene heading tentu saja akan mempermudah kru dalam membreakdown skenario nantinya.

Jadi kira-kira scene heading akan terlihat seperti ini.

15. INT. RUANG KELUARGA - SUBUH - IWAN, BUDI & JOKO

BODY
Elemen ini berisi deskripsi action, setting dan mood dari setting tersebut, posisi-posisi untuk adegan yang akan dilakukan. Semuanya berupa deskripsi secara visual, jadi lupakanlah kata "cemburu", "jatuh cinta", "melodius" dsb dsb karena tidak bisa dideskripsikan secara visual. "Pantat kuda" adalah kata yang lebih visual dari kata "jatuh cinta". Contoh:

Joko jatuh cinta pada Iwan dan Budi.

bandingkan dengan:

Pantat kuda. Joko menendang pantat kuda. Kuda meringkik dan berlari kencang keluar kandang.

Gue yakin di kepala setiap orang yang membaca akan berisi imaji pantat kuda, ketimbang Joko yang jatuh cinta pada Iwan dan Budi. Hal ini terjadi karena kata "jatuh cinta" itu bukanlah deskripsi visual. Mungkin anda sebaiknya mendeskripsikan kata jatuh cinta seperti ini:

Joko melihat kearah Iwan dan Budi. Joko menautkan kedua tangan dan mengangkatnya hingga menempel pipi sebelah kanan. Kepala Joko agak miring kearah tangan dan matanya berkedip berkali-kali, dan pada setiap kedipannya terpercik simbol-simbol berbentuk hati berwarna merah muda... dst dst.

Hope you get the picture.

DIALOG
- dimulai dengan nama orang yang berbicara, ditempatkan ditengah (centered), dan semuanya huruf besar.
- dialognya sendiri juga berada ditengah, dengan margin yang lebih sempit dari bagian deskripsi.
- dimulai dan diakhiri dengan dua kali spasi (longkap satu baris).
- jika diperlukan, tambahkan pengarahan action dalam tanda kurung.

Klik sini untuk contoh skenario.

Fungsi Dialog

Artikel ini adalah untuk menjawab pertanyaan tamu blog ini yang bernama Yphoel yakni: "jelaskan apa yang dimaksud dengan penyusunan dialog dalam ragam lisan yang wajar dan mendukung karakterisasi pelakunya."

Menurut gue pertanyaan ini menggunakan bahasa yang terlalu pintar buat dicerna otak gue. So let me put it this way. Dialog itu ada tiga fungsi utama.
Pertama adalah untuk menyampaikan informasi (ingat bagaimana Yphoel bercerita tentang saat dimana dia ditabok pacarnya?). Yang kedua adalah dialog
sebagai percakapan keseharian. Adalah aneh jika sohib bertemu sohib tidak berkata, "he fren, pakabar lo?" atau seorang mahasiswa berpapasan dengan dosen
mereka tidak menyapa, "Pak," atau "Mas." Jika mahasiswa tidak menyapa dosen yang baru saja lewat, tentu informasi terhadap karakter dosen ataupun mahasiswa
pun akan berubah. Ini bisa berarti mahasiswa tersebut adalah mahasiswa kurang ajar yang tidak tahu etiket, atau dosen itu adalah dosen kurang ajar yang
tidak pantas dihormati. Bayangkan jika dialognya berbunyi, "Pagi Pak. Biasa?", dan jawabannya, "Eh, iya dong. Gimana sich kamyu. Cape deeh."
Mungkin penjelasan ini cukup untuk menjawab pertanyaan diatas, tapi biar gue terusin dikit lagi.
Fungsi dialog yang ketiga adalah untuk kepentingan dramatisasi. "Apakah anda pelakunya?" dan "Lo pelakunya kan anjing?! Ngaku! Ngaku!". Berbeda kan?
Fungsi dialog yang ini akan menjadi maksimal dengan didukung dengan gestur dan ekspresi figur yang tepat.

Apa Maksud Penataan Plot?

Let's go to the basics first. Plot itu apa sih?
Kalo lumpur dilempar kemuka orang apakah bunyinya "plot"? Maybe, tapi lupakan kejayusan itu. Plot adalah sebuah kejadian atau peristiwa yang ditampilkan dalam film. Apapun yang ditangkap oleh mata dan telinga ketika kita menyaksikan sebuah film, itu adalah plot. Contoh sederhana:
Yphoel sedang berbicara dengan temannya di sebuah kafe mahal. Ia berkata," fren, kemaren gue ditabok pacar gue lantaran gue ketauan selingkuh sama cewek kampus. Akhirnya hubungan terlarang yang sudah terjalin dua tahun itu gue putusin deh."
So, yang mana yang plot? Kita nggak bisa bilang kalo Yphoel yang ditabok pacar itu sebagai plot, karena kita tidak melihat Yphoel ditabok, seorang perempuan
yang menabok, ataupun suara tabokan. Kita hanya melihat Yphoel yang sedang berbicara dan mendengar apa yang sedang dibicarakan.
Kita juga nggak bisa bilang kalau perselingkuhan selama dua tahun itu plot, karena kita hanya mendengarnya dari Yphoel. Kita tidak BENAR-BENAR MENYAKSIKAN kejadian itu didepan mata kita. Kejadian yang kita lihat hanyalah Yphoel yang sedang berbicara dengan temannya di kafe. Itu adalah plot.

Lalu perselingkuhan dan penabokan itu masuk kategori apa?
Inilah yang dinamakan story, atau cerita. Story adalah keseluruhan cerita yang disampaikan, entah itu berupa informasi yang datangnya dari dialog yang dilakukan tokoh, dari narasi sang narator, atau dari plot itu sendiri.

Bingung ya?

Saya menggunakan kata plot dan story itu berdasarkan buku pegangan Film Art: an introduction, tulisan David Bordwell dan Kristin Thompson, karena sebenarnya mempermudah pemahaman. Semoga anda semua juga bisa mengerti. Saya teruskan.
Intinya: plot adalah segala sesuatu yang digambarkan (bahasa inggrisnya depicted), secara visual ataupun audio. Ingat: SEGALA SESUATU. Ini berarti termasuk
tulisan title "Yphoel Ditabok Pacar", a film by Yphoel, serta efek-efek visual yang digunakan, jika ada (fade, wipe, blind, dll).

Oke, pertanyaan utamanya adalah penataan plot. Mengapa seorang filmmaker perlu menata plot? Jika dilihat dari penjelasan amburadul diatas, maka fungsi utama
plot adalah satu: MEMBERIKAN INFORMASI. Ini adalah satu-satunya senjata yang dimiliki filmmaker untuk menyampaikan informasi. Plot berisi informasi. Contoh
diatas membuktikan bahwa plot tersebut memuat informasi (dengan menggunakan dialog) bahwa Yphoel baru saja ditabok pacar kemarin, dan ia memberitahukan pada
temannya. Informasi tidak harus menggunakan dialog, karena sebuah kejadian pun akan berisi informasi. Contoh: Joko tiduran telanjang dada dengan seorang cowok
dikamarnya. Informasinya ada banyak nih: yang tidur dengan Joko adalah temannya yang numpang tidur, atau kamar Joko tidak ada pendingin ruangan sehingga mereka
kepanasan dan membuka baju, atau dll, you know lah. Mungkin beberapa orang langsung menuding bahwa Joko dan cowok yang tidur disebelahnya itu homo, tapi
bayangkan jika sebelum melihat plot itu kita sudah melihat plot dimana Joko sedang berciuman mesra dengan seorang wanita cantik, apakah para penuding itu
tetap akan menuduh bahwa Joko homo? Separah-parahnya paling tuduhan bergeser bahwa Joko itu AC-DC (biseks, cowok bisa, cewek bisa). Mungkin jika setelah plot dimana mereka tidur kita melihat plot mereka berdua sedang ngobrol dan Joko berdialog pada si cowok, "De, dapet salam dari Mama," maka tuduhan menjadi lenyap. Kalau tidak mah keterlaluan.

Inilah penataan plot. It's about the information you want to give, to suspend, or to keep it for yourself and leave people questioning whether Joko is gay or
not. Cara-cara untuk menatanya adalah tak terhingga. Be creative, but please be responsible.

Semoga bermanfaat. Good luck.