Ciri Psikis

Ciri yang harus dijelaskan dalam lingkup ini adalah mengenai kondisi psikis secara umum, mengenai watak, temperamen, kemampuan imajinasi, dan sensitivitasnya.

Kondisi Umum
Kondisi psikis secara umum adalah apakah kondisi psikisnya stabil atau mengalami gangguan.
Gangguan yang menghasilkan pribadi agak pembimbang, atau agak impulsif, maka ketergangguan itu dipandang biasa saja. Tapi perlu diungkapkan dalam ciri gerak fisik, seperti sering mengedipkan mata, atau sering menghapus tangannya dengan saputangan karena telapak tangannya selalu basah, atau cepat menjadi gagap. Terutama kalau dia sedang menghadapi ketegangan. Memasukkan gerakan-gerakan tidak lazim sebagai gambaran psikis yang dialami pelaku cerita, bisa merupakan ciri unikum tokoh yang bersangkutan.
Orang yang sensitif, maksudnya adalah yang pernah mengalami goncangan psikis yang amat kuat, yang sangat tidak enak, yang memberikan bekas sangat dalam pada kondisi psikisnya. Dia menjadi terlalu perasa, gampang tersinggung. Mungkin juga gampang meledak. Namun dalam keadaan tenang, dia adalah manusia normal biasa.
Kalau gangguan psikis sudah agak berat, dalam istilah sehari-hari disebut sebagai “orang saraf”. Orang begini sudah tidak perlu dipertimbangkan dengan nalar biasa. Ia bisa saja kalap karena disebabkan oleh ejekan yang tidak seberapa.
Kalau sudah terjadi “keretakan” penderita yang nilainya paling rendah disebut dengan istilah “bocor halus.” Artinya, terkadang ia tidak bisa lagi mengontrol perilakunya yang tidak wajar. Dengan bangga ia menceritakan kepada teman-temannya bahwa gadis tetangga jatuh cinta kepada dia. Ia memasang foto Tamara Blezinski di kamarnya, apabila akan pergi dengan serius, ia meminta izin kepada Tamara. Tapi untuk dalam hal lain, ia biasa-biasa saja.

Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang diturunkan, pembawaan lahir, seperti bakat seni, bakat memimpin, berdagang. Artinya, orang-orang ini mudah saja bekerja dibidang yang disebutkan. Orang yang berbakat penyanyi, sudah enak saja suaranya, dilatih sedikit ia akan jadi hebat, sesuai dengan tingkat bakatnya. Mungkin ibu atau neneknya dulu penyanyi.
Hal bakat ini sesuatu yang sudah lazim diketahui orang secara umum. Kalau penonton tahu bahwa gadis kecil Lola yang tidak berbakat menyanyi, suaranya sumbang, dipaksa ibunya ikut les menyanyi supaya bisa menjadi seperti Inul Daratista, maka penonton segera bisa menduga akan terjadi bencana bagi Lola.

Kemampuan Imajinasi
Kemampuan imajinasi sebetulnya bakat juga, tapi orang pisahkan karena hal ini mungkin bisa dimiliki hasil usaha memperluas wawasan dan sebagainya, hingga ia mampu mengimajinasikan produk baru atau bentuk usaha baru. Tapi, para penemu baru yang besar pasti pada dirinya memiliki bakat.
Seorang lurah desa yang mempunyai kemampuan imajinatif, punya banyak ide untuk mengembangkan desa dan masyarakatnya dengan menggunakan swadaya yang ia ciptakan sendiri. Sedang, lurah lain yang sarjana tapi tidak punya imajinasi, hanya banyak mengeluh karena dana pembangunan yang ia terima terlalu kecil.

Kepekaan
Orang yang memiliki kepekaan adalah orang yang mudah merasakan gejala yang ia hadapi. Gampang memahami bahwa tetangganya merasa terganggu oleh keluarganya. Atau ia gampang merasakan penderitaan orang-orang sekitarnya.
Sepasang orang tua bisa saja menjadi tidak sensitif, tidak bisa merasakan penderitaan dan kesepian yang dialami anaknya, karena keduanya terlampau sibuk dengan urusan masing-masing. Ketidakpekaan orang tua serupa itu sama sekali tidak normal. Semua orang tua di desa yang masih normal, pasti tidak bisa membenarkan ketidakpekaan orang tua pada anaknya. Karena, lazimnya orang tua pasti akan sangat sayang pada anaknya. Terutama ibu. Ketidakpekaan yang demikian pasti disebabkan goncangan-goncangan psikis yang besar dari kondisi hidup kota besar yang keras.
Sifat peka ini dipisahkan dari sensitif, yang sebetulnya memiliki pengertian yang sama. Namun, sifat sensitif yang saya singgung lebih dahulu adalah untuk menunjuk sifat yang terlalu perasa. Seorang teman akan bilang supaya jangan bicara sembarangan pada Abdul, karena dia orangnya sensitif. Artinya cepat tersinggung.

Watak Yang Penting
Watak adalah sifat yang menetap pada seseorang, seperti: rajin, pemalas, pemarah, pemalu, tidak tahu malu, penyabar, ekstrovert (introvert), rendah diri, sombong, PEDE (percaya diri yang rendah/tinggi/berlebihan, dan semacamnya). Watak dibentuk oleh pembawaan dan pengaruh yang diterima sepanjang usianya. Yang perlu diungkapkan dalam cerita tentulah watak yang penting saja dari tokoh cerita, yang punya kaitan dengan cerita. Pembawaan diterima dari orang tua. Sedang, pengaruh itu meliputi pendidikan, pengalaman senang dan susah, pengaruh-pengaruh yang kuat yang diterimanya, pengaruh lingkungan hidup, lingkungan pekerjaan, lingkungan hobi, dan sebagainya.
Pembawaan si Abdul sebetulnya pemberani, bapaknya bekas mandor perkebunan, jagoan, tapi oleh begitu banyak pengalaman pahit, maka ia menjadi penakut dan pesimistis.
Begitu juga seseorang itu pada dasarnya anak baik, karena orang tuanya dari lingkungan agama yang kuat. Tapi pengaruh lingkungannya sangat kuat karena ia ikut bibinya merantau ke Jakarta sejak kecil. Ia menjadi gadis cantik yang sangat ambisius, mengagungkan kecantikannya. Terkadang mengenakan jilbab, tapi hal itu dia lakukan lebih sebagai mode untuk sesekali tampil beda. Aneka pengaruh yang membentuk watak itu membutuhkan waktu yang lama, maka perubahan watak seseorang tidak bisa terjadi seketika. Tidak bisa seseorang yang berwatak jahat dan kejam tahu-tahu berubah begitu saja menjadi seseorang yang ramah dan baik hati. Perubahan watak memerlukan waktu dan penyebab yang kuat. Dalam perjalanan akan menjadi baik itu harus terjadi jatuh bangun. Bahkan, sesudah menjadi baik pun, pada tahun-tahun pertama sesekali masih akan kambuh.

Semangat hidup
Orang bersemangat hidup tinggi akan berjuang mati-matian dalam mencapai cita-citanya. Tapi yang semangat hidupnya lemah, gampang patah ketika menghadapi hambatan. Artinya, semangat hidup berkaitan langsung dengan kekuatan action seseorang. Maka, sangat perlu diungkapkan dalam skenario, terutama dengan contoh tindak-tanduk, agar penonton bisa melakukan antisipasi yang baik tentang bentuk perjuangan yang akan dilakukan oleh tokoh dalam melawan hambatannya.

sumber: Teknis Menulis Skenario Film Cerita oleh H. Misbach Yusa Biran

0 comments:

Post a Comment